Thursday, October 16, 2008

Buy Back

Harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) rontok. Terjadi koreksi harga saham yang luar biasa, bahkan sampai 80 persen. Berbagai isu pun beredar, seperti bangkrutnya puluhan perusahaan broker dan runtuhnya bisnis keluarga Bakrie. Tak pelak, pemegang otoritas bursa pun terpaksa menghentikan perdagangan sejak Rabu silam.

Tentu, jatuhnya indeks tersebut membuat tidak nyaman bagi Pemerintah. Meskipun menurut Wapres Jusuf Kalla, kondisi tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap sektor riil, tetapi bursa tetap harus diselamatkan. Setidaknya, diselamatkan dari isu-isu yang tidak bertanggung jawab yang makin menenggelamkan bursa.

Sebagai langkah awal Pemerintah mengundang direksi badan usaha milik negara (BUMN). Mereka yang memiliki dana cukup besar diminta untuk melakukan buy back terhadap saham mereka masing-masing yang harganya melorot. Bahkan, sebagian turun tidak tanggung-tanggung, seperti Adhi Karya, turun dari Rp 1.360 menjadi Rp 285 per saham.

Apakah buy back ini akan efektif? Kalau tujuannya untuk menyelamatkan bursa dalam waktu singkat, tentu saja hanya mimpi. Dana yang disediakan untuk buy back BUMN ini sekitar Rp 10 triliun plus Rp 4 triliun dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP), ini ibarat hanya menggarami air laut. Buy back tidak akan serta-merta mengangkat kondisi bursa yang terpuruk sampai 47 persen.

Meski begitu, buy back ini setidaknya bisa memberikan energi baru, bisa membangun sedikit kepercayaan bahwa kondisi fundamental ekonomi dan ekonomi mikro masih bagus. Tidak perlu panik. Begitu pesan yang tersirat. Dengan begitu, buy back ini akan menahan laju penurunan indeks saham.

Dan, yang tidak kalah penting adalah BUMN yang melakukan buy back boleh jadi akan memanen harga saham pada masa mendatang. Karena, harga saham perusahaan itu saat ini sudah sangat murah. Sementara, secara kinerja, perusahaan BUMN itu masih relatif bagus. Jika bursa sedikit pulih, harga saham diperkirakan akan segera meroket sehingga keuntungan yang diperoleh kelak juga bagus.

BUMN yang menyatakan siap untuk buy back adalah PT Telekomunikasi Indonesia yang menyiapkan Rp 3 triliun, Perusahaan Gas Negara, Tambang Batu Bara Bukit Asam, Semen Gresik, Aneka Tambang, PT Timah, Jasa Marga, Wiajaya Karya, Kimia Farma, dan Adhi Karya. Teknis pelaksanaan akan dilakukan oleh Bahana Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Danareksa Sekuritas.

Melihat kondisi itu pula, beberapa perusahaan swasta, seperti Kalbe Farma, juga sudah mulai ancang-ancang untuk melakukan buy back. Bagi mereka, kali ini adalah kesempatan bagus untuk membeli sahamnya, dan kelak dijual dengan harga yang relatif tinggi. Apalagi mereka juga merasa bahwa kinerja perusahaannya masih relatif bagus.

Diharapkan langkah buy back yang dilakukan bertepatan dengan dibukanya kembali perdagangan di BEI hari Senin ini, akan membuat mata masyarakat lebih terbuka terhadap kondisi riil yang ada. Buy back ini sekaligus juga diharapkan menginspirasi kepada investor lokal untuk meramaikan bursa. Ini kesempatan bagi investor lokal untuk memainkan peranan penting di bursa saham.

Dimuat di tajuk Republika edisi 13 September 2008

No comments:

Post a Comment