Kita memiliki APBD yang
besar, tetapi kenapa Pemeirntah selalu kesulitan untuk mengalokasikan anggaran
buat infrastuktur. Padahal dilihat dari indeks infrastuktur, Indonesia termasuk
yang terendah di dunia. Dan kenyataannya memang kita dapati ada ribuan
kilometer jalan yang rusak, bahkan rusak parah.
Pada APBN 2015 nanti, nilai
anggaran sudah tembus dua ribu triliun, tepatnya Rp 2.091 triliun! Jumlah yang
sangat besar seharusnya. Jika dikelola dengan baik, anggaran sebesar itu akan
memberi manfaat besar buat masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah yang
selama ini selalu tergusur dan hanya diperhatikan ketika menjelang pemilu.
Permasalahannya, APBN kita
selama ini terjebak dalam alokasi untuk subsidi BBM dan listrik. Hampir
seperenam anggaran kita habis untuk memberikan subsidi yang notabene banyak
dinikmati oleh kalangan menengah atas. Kebijakan subsidi energi ini merupakan
warisan Orde Baru yang terus dilanggengkan. Bedanya jaman Orde Baru kita surplus
minyak,sekarang kita harus impor.
Tetapi yang tidak kalah
pentingnya dalam anggaran tersebut adalah pemborosan anggaran. Tak sedikit
anggaran negara yang merupakan uang rakyat itu dihambur-hamburkan untuk tujuan
yang tidak produktif. Seandainya anggaran bisa tepat sasaran untuk
sektor-sektor yang bisa membuat produktivitas rakyat naik, kesejahteraan
masyarakat akan terangkat.
Kita lihat saja anggaran
untuk anggota DPR misalnya. Dalam APBN anggaran untuk wakil rakyat yang
jumlahnya hanya 560 itu selama 2009-2014 mencapai Rp 11,8 triliun. Padahal jika dilihat dari
output anggota DPR sangatlah mempirhatinkan. Target legislasi tidak pernah
tercapai setengahnya. Mereka hanya sibuk berpolitik sembari bepergian dinas ke
luar negeri mengahabiskan uang rakyat.
Di eksekutif ternyata tidak
berbeda jauh. Mereka juga berlomba menghabiskan uang rakyat untuk sesuatu yang
tidak berguna, meskipun berdalih untuk rakyat. Kita lihat saja anggaran rapat
kementerian dan lembaga mengahbiskan dana Rp 18,1 triliun. Ditambah anggaran
perjalanan dinas mencapai Rp 15,5 triliun. Sehingga total Rp 33,6 triliun hanya
untuk rapat dan perjalanan dinas!
Belum lagi pengadaan mobil
buat menteri dan pejabat negara. Rezim SBY karena ‘kebaikannya’ membelikan para
pejabat tersebut mobil mewah Mercy. Tidak jelas berapa harga satuannya, yang
pasti Mercy memenangkan tender senilai Rp 91,94 miliar. Usut punya usut,
ternyata beberpa mobil dialokasikan untuk mantan presiden dan wakil presien.
Jadi SBY akan dapat jatah satu mobil Mercy. Meskipun akhirnya karena tekanan
publik, fasilitas ini dibatalkan.
Beberapa item pemborosan itu
yang tampak kasat mata. Jika ditelisik lebih dalam, anggaran pada kementerian
hampir pasti terjadi pemborosan, misalnya pembelian alat kantor yang sebetulnya
tidak perlu, atau pembangunan gedung pemerintah yang baru. Belum lagi pagu
anggaran tiap proyek yang biasanya selalu jauh di atas harga riil di lapangan.
Pemborosan lain adalah adanya 16 staf khusus Presiden SBY. Menurut penelisikan Filtra (forum independen untuk transparansi anggaran) pada 2012 saja, anggaran untuk staf khusus mencapai Rp 33,1 miliar. Bisa diasumsikan pada 2014 sekitar Rp 50 miliar untuk kepentingan staf khusus yang outputnya tidak begitu jelas.
Sorotan soal pemborosan juga dialamatkan terhadap keberadaan wakil menteri. Pada masa pemerintahan SBY, karena para menteri tidak kompeten, maka diangkatlah wakil menteri. Tidak jelas berapa miliar yang dianggarkan untuk wakil menteri ini. Tap minimal dua kali dari alokasi anggaran untk staf khusus.
Pemborosan lain adalah adanya 16 staf khusus Presiden SBY. Menurut penelisikan Filtra (forum independen untuk transparansi anggaran) pada 2012 saja, anggaran untuk staf khusus mencapai Rp 33,1 miliar. Bisa diasumsikan pada 2014 sekitar Rp 50 miliar untuk kepentingan staf khusus yang outputnya tidak begitu jelas.
Sorotan soal pemborosan juga dialamatkan terhadap keberadaan wakil menteri. Pada masa pemerintahan SBY, karena para menteri tidak kompeten, maka diangkatlah wakil menteri. Tidak jelas berapa miliar yang dianggarkan untuk wakil menteri ini. Tap minimal dua kali dari alokasi anggaran untk staf khusus.
Kondisi ini akan menjadi
pekerjaan rumah bagi Jokowi-JK. Hilangkan pemborosan yang terjadi di APBN. Konsentrasikan
APBN untuk kepentingan rakyat.@
No comments:
Post a Comment