Wednesday, September 24, 2008

Berbagi, Bersinergi

Ada berapa orang Temanggung yang merantau ke kota lain? Tentu jumlahnya sulit untuk dihitung. Tapi yang jelas setiap tahun selalu ada yang meninggalkan Temanggung untuk berjudi dengan nasibnya di kota lain, bahkan tak jarang ke negara lain.

Posisinya juga macam-macam. Ada yang buka warung, ada yang jadi tukang, ada yang jadi pengusaha, pengusaha pun ada yang masih kecil-kecilan tapi tak sedikit yang sudah jadi bos besar. Ada yang karyawan kecil, tak jarang yang jadi profesional. Ada yang guru, banyak pula yang dosen dan profesor. Ada yang jadi dirjen, ada pula yang jadi menteri, bahkan sebentar lagi Kapolri pun dari Temanggung.

Begitu beragam jabatan dan profesi para perantau Temanggung. Sebagian besar dari mereka peduli terhadap Temanggung. Terbukti mereka pun saat ini ikut prihatin karena melihat Temanggung yang sedang berada di titik nadir. Sebagian dari mereka ingin berbuat sesuatu untuk memajukan Temanggung yang 'membesarkannya'.

***
Suatu kali Jurusan Teknik Geologi UGM akan membuat kurikulum baru. Para pengelola merasa bahwa kurikulum yang sekarang sudah tidak sesuai dan tidak update lagi terhadap perkembangan jaman. Dunia bisnis sudah jauh bergerak, karena itu kurikulum universitas pun harus liat mengikuti pergerakan tersebut. Kalau tidak maka universitas lain yang akan menangkapnya.

Sebelumnya, bisa dikatakan, mereka membuat kurikulum dari hasil pembicaraan dengan sesama dosen. Tapi saat itu, mereka mengundang alumni yang telah sukses untuk berbagi cerita sekaligus memberikan masukan untuk pembuatan kurikulum berikutnya. Alumni yang diundang ada yang profesional dari perminyakan, dari pertambangan, dari birokrat, dan juga mereka yang jadi pengusaha. Komplit..plit.

Hasilnya? Kurikulum yang sekarang lebih friendly terhadap dunia industri, tanpa meninggalkan sisi-sisi keilmuan dasar yang selama ini menjadi unggulannya. Kurikulum lebih menatap ke depan terhadap kebutuhan industri yang ada saat ini. Sementara mereka yang akan melanjutkan karir di lembaga pengajaran maupun penelitian tetap memiliki bekal yang kuat.

Peran alumni bukan sekadar berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk kurikulum, tapi mereka juga menyediakan akses bagi mahasiswa untuk berkembang, sekaligus juga akses kepada jurusan untuk meningkatkan mutu jurusan. Tentu saja yang tidak ketinggalan kucuran dana dari alumni, entah itu mengatas namakan pribadi atau perusahaan.

Universitas besar di dunia seperti Harvard University, Stanford University, dan lain-lain, juga menjadi besar salah satunya karena peran serta para alumni. Apalagi alumni mereka tersebar di berbagai bidang, bahkan juga diberbagai penjuru dunia. Jaringan alumni yang mereka bina terus meluas, dan pada akhirnya berujung ke kebesaran universitas.

***
Ada keterikatan yang kuat di antara para perantau Temanggung sebagaimana juga alumni sebuah perguruan tinggi. Banyak kesan-kesan tak terlupakan sehingga meski sudah puluhan tahun meninggalkan Temanggung pun selalu ingin mengetahui berita tentang Temanggung. Jika berita itu bagus, ikut senang, jika berita buruk ikut prihatin.

Jadi perantau ini tak beda dengan alumni. Alumni alias perantau ini sebetulnya boleh dibilang sebagai 'aset' pemerintah daerah (Pemda). Beragamnya profesi yang dimiliki perantau ini menjadi semacam mataair yang tak pernah kering dalam mengalirkan ide-ide mengenai pembangunan Temanggung. Mulai dari pertanian, agroindustri, pembinaan usaha kecil, pembangunan infrstuktur, pengembangan pariwisata, dll.

Sayang jika aset yang sangat berharga ini tak dioptimalkan. Apalagi sebagian besar alumni Temanggung ini punya kepedulian besar terhadap kemajuan Temanggung. Mereka semua ingin agar Temanggung memiliki nama besar dan keharuman sebagaimana masa lampau. Mereka akan bangga jika Temanggung bisa dibanggakan.

Lebaran nanti, akan ada pertemuan para perantau dengan bupati dan jajarannya. Selain silaturrahim juga akan ada forum diskusi yang membahas mengenai potensi apa yang ada di Temanggung dan bagaicana strategi pengembangannya. Ini akan menjadi momen berharga bagi Temanggung dalam melangkah ke depan. Pada saat itulah kita semua akan berbagi untuk bersinergi.

Masing-masing memiliki keahlian dan kelemahan. Para perantau memiliki kelebihan di bidang keluasa pengetahuan dan akses, aparat pemda memiliki kelebihan dalam mengetahui permasalahan yang ada di pemerintaha dan masyarakat. Kelemahan kita tutupi dengan keahlian masing-masing, sehingga terbentuk bulatan sempurna. Bulatan yang sempurna ini akan menggelinding lebih cepat.

Temanggung memang membutuhkan kecepatan tinggi dalam pembangunan agar tak makin tertinggal dibanding daerah lain. Sinergi perantau, Pemda, dan masyarakat Temanggung akan mempercepat akselerasi pembangunan. Mari kita saling berbagi dan bersinergi untuk Temanggung.

No comments:

Post a Comment