Sudah lama kunjungan kerja (kunker) anggota DPR ke luar
negeri tidak disorot. Padahal wakil rakyat itu masih saja menghambur-hamburkan
uang rakyat untuk melawat ke luar negeri tanpa hasil yang seimbang dengan dana
yang dikeluarkan.
Kita teringatkan kembali oleh pelesiran anggota DPR itu
ketika muncul di Youtube sebuah video tentang kunjungan kerja DPR ke Jerman.
Video itu menjadi menarik karena saat pertemuan antara warga Indonesia di
Jerman dengan anggota DPR di kedutaan Indonesia di Jerman, mahasiswa
menyuarakan keprihatinan dan sekaligus menolak kehadiran anggota DPR.
Video berjudul 'Aksi Protes PPI Berlin-Jerman Terhadap
Komisi I DPR-RI' dimulai dengan gambar
kedatangan anggota DPR di Airport Tegel-Berlin pada 24 April 2012. Kemudian di frame
berikutnya terpampang pintu masuk
Kedutaan Besar Indonesia di Berlin. Frame selanjutnya acara pertemuan anggota
DPR dengan masyarakat Idnonesia di Jerman.
Acara pertemuan diawali dengan perkenalan anggota DPR yang
berkunjung, nama-nama tenar diantaranya Tantowi Yahya, Vena Melinda, Yorrys
Raweyai. Ketika diperkenalkan, mereka masing-masing berdiri menebar senyum
ceria. Tapi beberapa menit kemudian senyum ceria itu menjadi senyum masam.
Ketika diberi kesempatan berbicara, dua mahasiswa sudah siap
dengan kertas ditangan yang isinya pernyataan keberatan terhadap kunker anggota
dewan. Pada intinya mereka mengatakan bahwa kunjungan kerja yang diikuti oleh
anggota keluarga tak selayaknya dilakukan.
Berikutnya, anggaran Rp 3,1 miliar untuk kunjungan kerja ke
Jerman tidak pantas . ‘’Karena itu, Perhimpunan Pelajar Indonesia
(PPI) bersama dengan PPI Berlin dan NU Jerman menolak kedatangan ibu-bapak
wakil rakyat berserta keluarga dan rombongan," kata mahasiswa tersebut
dengan sopan.
Beberapa saat kemudian mereka pamit bersama belasan temannya
meninggalkan acara itu.
Ada dua hal yang bisa kita petik dari kasus tersebut.
Pertama aksi protes dan penolakan mahasiswa tersebut sangat menohok tetapi
dilakukan dengan cara intelek dan elegan. Tidak ada kata-kata kasar yang
dilontarkan, tidak pula harus membakar-bakar ban dan tanpa anarki sedikitpun.
Kedua, mengingatkan kembali kepada anggota dewan agar tidak
mengambur-hamburkan uang rakyat untuk perjalanan dinas ke luar negeri. Informasi
yang ingin diperoleh oleh anggoata DPR ketika melawat keluar negeri bisa
diperoleh tanpa harus melawat. Misalnya bisa dilakukan dengan telekonferen,
atau bisa juga meminta data lewat kedutaan.
Masyarakat sudah muak dengan perilaku anggota DPR. Bukan saja
karena mereka mengambur-hamburkan uang negara, tetapi di lembaga terhormat itu
justru menjadi sarang koruptor dan juga sarang pornografi. Belum lagi kemalasan
mereka untuk dating sidang, bahkan kalaau datang sidang pun hanya pindah tidur.
Mahasiswa kita di Jerman itu mengingatkan kembali bahwa
anggota DPR tetap tidak kapok keluar negeri meskipun sudah mendapat cercaan
dari rakyat. Setelah tahun lalu anggota DPR dikritik habis-habisan, dan
kemudian mengurangi kunker, kini wakil rakyat itu kumat lagi. Diwaktu bersamaan
ini, ada anggota DPR yang ke Amerika dan beberapa negara lain.
Aksi mahasiswa itu juga member pelajaran bahwa demontrasi tidak selalu harus di jalanan
apalagi dengan anarki. Demo ternyata bisa dilakukan dengan cara yang simpatik,
tanpa kehilangan makna dan tetap mampu menohok para anggota DPR.@
Dimuat di Tajuk Republika 27 April 2012
No comments:
Post a Comment